Dialog hati
Jika rasa bosan mulai mencapai puncaknya, aku ingin menangis. Menangisi segala hal yang terlewat olehku tanpa memiliki kesempatan untuk memperbaikinya. Berharap, jarum jam akan mulai berputar ke kiri dan mengembalikan waktuku yang hilang tanpa kusadari. Tapi sayang sekali, air mataku tidak keluar dan jarum jam tetap berputar ke kanan dengan keras kepala.
Saat ceriaku mulai redup, aku ingin membaca pesan-pesan berisikan semangat darimu. Sihir apa yang ada di dalamnya sampai aku merasa terbangun kembali dari kelesuan yang seolah nampak tak henti? Membuatku tersenyum dan berkata, "aku pasti baik-baik saja jika dengamu." Tapi Hey, siapa kau? Berani sekali memastikan kebahagiaanmu jika bersama orang lain tanpa tahu apakah mereka pun demikian atau sebaliknya.
Pada malam yang menjelang sunyi, dan dini hari sepi yang mulai menyelimuti aku memeluk diriku sendiri. Menunggu air mata yang tak kunjung menghampiri, atau menanti jarum jam yang mungkin 'kan berubah haluan dan mulai berputar ke kiri. Kepastian bahagia yang kau dapatkan dari mengharap cinta kasih manusia lain yang tak ku kenali pada akhirnya membuatku bertanya-tanya, benarkah bisa terjadi?
Aku mematikan saklar lampu kamarku. Menarik selimut sampai menutupi kepalaku, sambil sesekali berharap air mataku bisa turun sekali ini saja. Walau kutahu harapannya sungguh sia-sia.
Jam di dinding mulai menegurku dengan suara tak-tuknya seolah ingin berteriak... "cepat tidur, dasar payah. Jam tidurmu hanya tersisa 2 jam lagi sebelum pagi menjelang!"
Untungnya aku tak mendengarnya, kalau saja kudengar mungkin suaranya bisa merusak suasana hatiku yang sedang tak baik.
Mataku terpejam pelan. Rasa kantuk halus datang menyergap. Sial, bisik suara itu.
"Harusnya aku tetap terjaga, siapa tahu sebentar lagi dia akan membalas pesanku." Suaranya menyemangati.
"Aku mengantuk. Aku lelah. Kau saja tunggui sendiri." Perintahnya padaku.
"Kau ini, bodoh atau bagaimana? Bagaimana mungkin aku bisa mendengar suara notofikasi kalau kau tertidur. Kau kan yang memerintahku. Kalau kau tertidur, maka aku takkan sadar dia membalas pesanku atau tidak. Huh!" Dia menggerutu.
"Tapi aku sangat mengantuk. Kita tunggu esok hari saja, bagaimana?" Tawarku padanya.
"Tidak... tidak. Aku ingin kau terjaga dan menunggu pesan balasannya." Katanya sambil berkacak pinggang.
"Baiklah aku mengalah. Aku takkan menutup mata." Kataku seolah menyerah.
Waktu terus berjalan lambat, aku bimbang... waktu tidurku tersisa hanya beberapa jam lagi, bahkan kurang dari 2 jam. Aku menarik nafasku berat. Tiba-tiba suara yang kutunggui muncul.
Klik-kluk,
Dering notifikasi membuyarkan kantukku. Senyumnya sumringah, disaksikan olehku yang ikut berbahagia saat menyadari betapa ia terpesona oleh suara notifikasi tadi.
1 messege unread.
Dia membukanya, tapi sayang layar gawai tak menampilkan nama yang ditunggu. Senyum sumringahnya pudar. Ia menabrakku keras, menghantamkan diri ke atas kasur dingin yang menanti sejak jam 10 tadi.
"Kau baik-baik saja?" Tanyaku yang mulai kehilangan kantuk.
"Gwaenchana."
Dia tidak becerita. Terlihat seolah remuk redam. Aku bisa pastikan itu.
Ah, kau sedang kasmaran, pastinya. Panah sang dewa cinta amor menusuk tepat di jantungmu, tapi tidak di jantunynya. Jantungmu berdegup kencang saat kau menatapnya, tapi tidak dengannya.
"Mari tidur saja. Kita akhiri harapan dan penantian tentang chatting kita hari ini. Aku tahu dia sibuk, dia tidak akan membalasnya. Dan aku tahu, aku terlalu banyak berharap tanpa kepastian." Ajaknya padaku. begitu payah keadaannya kini.
Dia mulai menangis, aku menyaksikan itu. Tapi aku tak ikut menangis, air mataku tak bisa keluar. Aku memegang dadaku, sesak. Aku bisa rasakan kesedihannya yang dalam.
"Ayo tidur saja." Aku menjawab ajakannya.
Kulihat layar gawai dan melihat namanya di pesan terpin, dalam deretan paling atas.
Last seen 03.05 A.M
Kulihat jam di layar gawai yang menunjukkan jam 03.06 A.M.
Teganya dia, geramku.
Aku memeluknya yang tertidur. Menenangkan dia. Semoga kali ini dia baik-baik saja. Gawat jika dia sedih, jam 05.00 kami harus terbangun dan kembali beraktivitas dengan mood yang baik.
Aku sayang kamu, gumamku padanya yang sedang memejamkan mata sedih.
Komentar
Posting Komentar