Postingan

Di Antara

  Kadang benakku dipenuhi tanya yang tak pernah bisa kudapatkan jawabannya. Walau bisa kuprediksi situasinya, aku memilih menjadi diam dan bodoh seolah tak pernah ada hal yang salah di antara kita berdua. Rasanya, dengan hanya menatap sorot kedua matanya, lebih dari cukup bagiku. Meskipun pertanyaan yang sama selalu berulang di kepalaku, “kekasih, dimana letak diriku dalam hidupmu?”   Aku penasaran, di antara kedua matamu, bagaimanakah sosok diriku? Apakah aku layak dicintai dengan pasti? Karena hatiku ragu ketika tak mendapat jawaban darimu. Pernah kudengar nasihat orangtua, bahwa lelaki hanya bisa membuktikan keseriusannya lewat keberanian untuk meminta menikahi perempuan. Namun, sanggupkah aku menerimanya bila memang itu terjadi? Sedangkan aku tak tahu pasti, bagaimana matamu menggambarkan sosok kehadiranku di hidupmu. Kulihat, ada atau tiadanya diriku dalam hidupmu, dalam hati dan pikiranmu, tak ada bedanya. Kau masih dapat menjalani kehidupanmu dengan sebaik-baiknya...

Aroma Biru Beradu Rindu

Gambar
photo Pinterest by Daniil Kontorovich (Tertius_Alio)                            Hai, kupikir aku telah benar-benar lupa terhadapmu. Melepas bebas semua kenangan dan hal apapun tentangmu lagi. Namun, entah mengapa ketika melihatmu kembali aku menyadari bahwa ada perasaan-perasaan halus yang menyusupi relung jiwa. Mengisi rongga dadaku. Rasanya seperti kesedihan, aroma biru, tangisan dan perasaan halus yang tak dapat dijelaskan. Meski akalku berkata lirih, bahwa masing-masing dari kita berhak menjalani kehidupan yang lebih bahagia. Tapi mengapa, seolah perasaanku berat untuk melepas luruh segala hal tentangmu. Ada hal-hal yang tak ingin ku lupa sedikitpun tentangmu. Entah yang mana, kesedihanku, amarahku atau rasa benci yang pernah ku pendam. Harusnya, aku juga berbahagia terhadap bahagiamu, bukan? Perasaan seperti apa ini? Dendam dalam diam yang ku pupuk selama bertahun-tahun lamanya. Bukan, bukan dendam kepa...

Hari Ini Jangan Gagal lagi

Kemarin adalah ujian hari terakhir di semester 8. Seperti hari-hari sebelumnya, aku mengunduh soal tersebut sekitar pukul 13.00 WIB. Soal ujian Audit Manajemen kuunduh setelah selesai menunaikan shalat dzuhur, lalu tanpa sadar aku tertidur setelah membacanya. aku melanjutkan aktivitasku seperti biasa, dzuhur adalah waktu yang kusukai untuk menyetrika pakaian yang telah menungguku di ruang setrika. Aku mengetik jawaban ujianku di laptop sekitar pukul 16.30. Dengan kondisi kurang nyaman yang aku rasakan. Entah mengapa, rasa tak nyaman itu bukan menghilang, tetapi semakin membuatku berat dengan diriku sendiri. Aku menghadapi monitor dan mengetik di keyboard, tapi pikiranku entah kemana, berloncatan, berlarian, terbang, dan aku sadar fokusku tidak di sana. Aku mengerjakan ujianku dengan beban di pundak. ingin menangis, tidak fokus, dan tidak bisa duduk dengan sabar. Rasanya semua  yang kulakukan itu tergesa-gesa. aku tidak tahu aku kenapa. yang kurasakan hari kemarin adalah aku ingin s...

Sebuah Prolog Kamar Tidur

 Well Hai, I'm Nana.  Aku seorang perempuan berusia 22 tahun. Saat ini aku sedang menempuh perkuliahan tingkat akhir di Universitas Terbuka UPBJJ UT Bogor. Seru sekali rasanya bisa bertahan sampai sejauh ini. Walaupun aku juga kadang bertanya-tanya, "Lah kok bisa, sih?" Iya...  Kadang aku juga merasa tidak percaya dengan semua yang telah kulalui. Dan semua waktu yang terlewati rasanya baru sekedar hitungan jam saja. Heheh Hei, aku sudah tinggal terpisah dari orang tuaku sejak memutuskan untuk bekerja jauh dari rumah demi membiayai kuliahku. Walau, sejujurnya biaya kuliah yang ku keluarkan tidak sebesar itu. Tapi tetap saja, aku ingin mencari pengalaman dengan merantau meski kecil-kecilan.  Jarak perantauanku ini meski hanya 18 KM tetap saja kadang membuatku berderai air mata jikalau ingat semua anggota keluarga di rumah. Walaupun, jika sudah sampai di rumah aktivitasku sekedar rebahan saja, tapi entah mengapa ketika berjauhan rasanya aku rindu rumah. Mungkin lebih te...

Hallo, 2022!

Gambar
"T idak penting apa yang orang lain katakan terhadap apa yang telah kita lakukan atau kerjakan. Yang terpenting adalah kita telah menunaikannya dengan baik, dengan jujur dan amanah. Karena apa yang kita lakukan itulah yang akan menjadi nilai kita dimata Sang Pencipta dan sesama manusia." sumber foto :  https://cutelovequotesforher.org Well, hei. Sudah lama rasanya tidak bersapa ria. Menulis menjadi hal yang sangat aku rindukan akhir-akhir ini. Tapi entah mengapa, rasanya tanganku enggan menyentuh tuts keyboard untuk sekedar mengetik kata "Hallo". Tapi, terus saja aku mencoba dan berusaha sampai akhirnya aku bisa menulis blog pertamaku di bulan Januari 2022. Bagaimana rasanya? Puas sekali. Aku ingin berbagi segala hal yang aku alami selama tahun 2021 tapi aku kebingungan entah harus memulainya dari mana. haha... Baiklah, aku akan menceritakan tentang satu hal yang selalu menjadi pedomanku untuk bersikap dan berperilaku (jika aku tidak lupa untuk melakukannya, wkwkwk)...

Kamu Bisa Memulainya Lagi

  Kamu boleh merasa gagal, tapi satu hal yang harus kamu ingat, Na, kamu tidak boleh berhenti mencoba.  Aku tahu, mungkin ini memang berat untuk kita, tapi bukan berarti ini tak dapat diselesaikan, bukan?  Akan selalu ada hal-hal yang membuat kita tertawa, menangis, terguncang atau tenteram, terjatuh dan bangkit. Karena kehidupan akan terus berputar.  Aku selalu di sini, memelukmu. Melindungi segala sakitmu, lelahmu, lemahmu, luka dan isak tangismu. Aku di sini untuk menemanimu.  Hadirku, boleh jadi tak kamu sadari, Na. Tapi cintaku padamu takkan terhenti. Akan selalu tumbuh, bersemi dan abadi.  Memelukmu, merangkulmu, menyanggamu, membersamai setiap momen dalam hidupmu.  Sebab akulah cintamu. Cinta jiwa pada raganya yang jarang terdengar di sorak keramaian.  Sebab, akulah jantungmu. Degup rindu yang sering terabaikan saat kau tak menemui kesulitan.  Aku di sini, membersamaimu.  Aku di sini, selalu mencintai dan menyayangimu. Sepenuh hat...

Hallo June, aku ingin kembali.

Gambar
Aku lupa, kapan tepatnya aku berpisah dengan buku ajaibku. Alasan lembaran yang tersisa hanya berjumlah 15 membuatku merasa enggan menulis lagi, karena tak ingin buru-buru mengucapkan selamat tinggal pada diary ungu kesayanganku.  Alasan kedua, aku telah lama tak bertegur sapa dengan blogku, karena ponselku tidak kompatibel dengan web blogger terbaru, dan ketika mencoba memaksakan mengetik di ponsel, justru membuat isi blogku semakin berantakan. Entah kenapa, akhir-akhir ini aku merasa bahwa aku lebih cepat menyerah. Kadang aku berpikir, apakah aku tidak lagi menikmati sesi-sesi kehidupan yang "menurut sebagian orang" Justru sedang asyik-asyiknya untuk diisi, dinikmati dan dilalui dengan berbagai ekspresi. Aku memutuskan untuk berhenti bertanya pada diriku sendiri, setelah aku menyadari bahwa bertanya tanpa mendapatkan jawabannya adalah hal yang menyebalkan. Dan bertanya tanpa pernah tahu jawabannya adalah hal yang kurasa sia-sia, meski mungkin kenyataannya ti...